Senin, 21 November 2011

hewan anehhhhh



Makhluk Setengah Dinosaurus Setengah Kura-kura Muncul Di China Gambar : Sun Yongcheng sedang menangkap ikan di danau Weishan Propinsi Anhui, ketika dikejutkan oleh hasil tangkapan yang tak lazim. Penduduk menamakannya sebagai buaya penyu
Sebuah makhluk aneh nan misterius ditemukan oleh seorang nelayan China. Makhluk tersebut sangatlah aneh dan berwujud seperti gabungan antara dinosaurus dan kura-kura.
Sun Yongcheng sedang menangkap ikan di danau Weishan Propinsi Anhui, ketika dikejutkan oleh hasil tangkapan yang tak lazim. Penduduk menamakannya sebagai buaya penyu. Melihat dari bentuknya, diyakini bahwa hewan itu bukan merupakan hewan asli dari daerah tersebut.
Menurut petugas dinas perikanan setempat, spesies aneh itu berasal dari Amerika Utara, dan mungkin saja merupakan binatang peliharaan seseorang yang kemudian terdampar di danau.
Bisa jadi melihat perwujudannya yang tak lazim, makluk aneh seberat 7 kg tersebut bisa membahayakan bagi kelangsungan ekosistem lokal.
“Aku tiba-tiba terkejut ketika sesuatu yang hitam dan besar dan menakutkan tersangkut di jala. Perlu usaha keras untuk mengelurakn hewan tersebut,” kata Sun.
Menurut juru bicara Bro Pemancingan Jining, penemuan ini merupakan kasus pertama yang ditemukan di danau yang menjadi pusat sistem perairan lokal.
“Seseorang mungkin telah membuangnya ke danau, yang sesungguhnya dapat membahayakan ekologi lokal,” tambahnya.

Astronomi | Air di Bumi Berasal dari Tumbukan Komet


Astronom mengemukakan bahwa air dan samudera yang terdapat di bumi berasal dari komet. Hal ini diungkapkan menyusul hasil analisa komet Hartley 2 dengan Herschel Space Observatory yang dipublikasikan di jurnal Nature, Rabu (5/10/2011) lalu.
“Hasil penemuan kami menunjukkan, komet memiliki peran besar membawa air dalam jumlah besar ke bumi purba. Ini memperluas kemungkinan sumber air serupa samudera Bumi di Tata Surya, yang kini mencakup komet dari Sabuk Kuiper,” kata Dariusz Lis dari California Institute of Technology.
Komet Hartley 2 adalah komet yang berasal dari Sabuk Kuiper, wilayah berjarak 30-50 kali jarak bumi-matahari yang merupakan kampung halaman dari planet kerdil dan komet. Komet Hartley 2 diketahui memiliki air yang dengan sifat kimia mirip dengan air di bumi.
Ilmuwan lewat teorinya mengungkapkan, bumi pada awalnya panas dan kering sehingga air sebagai unsur kehidupan pasti berasal dari asteroid ataupun komet yang menumbuk bumi. Hingga sebelum penemuan Hartley 2, tak ada bukti bahwa komet memiliki air serupa di bumi.
Hasil analisa lebih lanjut mengungkap bahwa Hartley memiliki air berat dan air reguler dengan proporsi sama dengan bumi. Air reguler ialah air yang biasa kita kenal, H2O. Seementara air berat adalah air yang molekul hidrogen-nya digantikan oleh deuterium.
Ilmuwan mengungkapkan, saat ini, ada 5 komet yang rasio air berat dan air regulernya telah diketahui. Kelimanya berasal dari Awan Oort, sebuah daerah tata surya yang jaraknya 10.000 kali jarak ke Sabuk Kuiper dan merupakan daerah asal dari sebagian besar komet yang telah terdata.
Sampai sejauh ini, ilmuwan beranggapan bahwa depositor besar air di bumi adalah asteroid yang berasal dari daerah antara Mars dan Jupiter. Hasil analisa Hartley 2 membuat ilmuwan berpikir bahwa komet dari Sabuk Kuiper yang selama ini dianggap kurang berperan ternyata punya kontribusi.
Bagaimana proses komet dan asteroid datang dan ‘menciptakan’ air di bumi masih menjadi teka-teki. Geoffrey Blake, professor ilmu keplanetan dari Caltech yang juga terlibat penelitian ini mengatakan, pemahaman tentang distribusi unsur dan dinamika tata surya belum lengkap.
Seperti dikutip Physorg Rabu lalu, Blake mengatakan, “Pada awal tata surya, komet dan asteroid pasti bergerak ke semua tempat. beberapa dari mereka mungkin mendarat dan menabrak di planet kita, lalu menciptakan samudera,” katanya.

Ternyata Ada Manusia Yang Hidup di Bawah Tanah

Legenda menyebutkan ada kehidupan di bawah tanah dan pintu masuknya terletak di kutub utara. Legenda itu muncul sejak zaman Plato yang yakin di dalam bumi penuh dengan terowongan dan lubang. Apakah legenda itu benar?
Pemikiran adanya lubang di perut bumi sangat popular di antara penulis science fiction. Bahkan beberapa penulis menunjukkan perhitungan estimasi serta eksperimen untuk membuktikan planet bumi memiliki lubang di dalamnya. Lalu apakah science fiction itu benar?
Doktor Ilmu Geologi dan mineral dari Russian Academy of Natural Sciences Mark Sadikov mengatakan manusia tidak akan bisa masuk ke dalam perut bumi karena tidak ada lubang di kutub utara. Wilayah di utara merupakan zona laut dalam, dan terdapat palung di beberapa bagiannya.
Pejabat riset di Arctic and Antarctic Research Institute Maria Gavrilo juga mengatakan tidak pernah mendapatkan lubang di wilayah utara saat melakukan riset di wilayah itu. Wilayah kutub utara sendiri merupakan lautan yang tertutup es secara penuh.
Di abad 21, kemungkinan adanya lubang itu diteliti kembali. Pakar pendukung teori lubang bumi menyebut medan magnet yang berbeda-beda sebagai indikasi. Mereka juga merujuk pada sinar aurora yang merupakan gas yang muncul di kutub.
Pendukung teori itu menyebut kompas selalu bertingkah aneh saat mendekati kutub. Banyak peneliti juga menyebutkan angin hangat sering berhembus dari kutub utara yang kemungkinan berasal dari lubang besar yang ada di sana.
Maria Gavrilo membantah teori medan magnet. Ia menyebut medan magnet di kutub utara dan selatan terus bergerak meluas. Penelitian di dua kutub itu menunjukkan keduanya tidak stabil dan berpindah secara aktif.
Sementara munculnya aurora polaris merupakan fenomena unik yang dihasilkan oleh atom di bagian atas atmosfer. Aurora itu berbetuk zona oval di atas kutub.
Astronot dari ruang angkasa bisa mengamati bumi berpendar seperti halo di bulan. Namun dari bumi cahaya itu hanya bisa dilihat di kutub. Aurora polaris bisa sangat besar diakibatkan oleh pengaruh interferensi sinyal radio.
Peneliti mengatakan merupakan sesuatu yang normal kompas menjadi tidak terkendali saat mendekati kutub. Hal itu karena medan magnet bumi sangat kuat di dekat kutub dan penunjukkan kompas yang tak karuan adalah usaha untuk menunjuk ke suatu arah tertentu.
Mayoritas ide lubang di dalam bumi lebih banyak berdasarkan asumsi dan bukan data ilmiah. Menurut penelitian, lubang yang mungkin ada hanya gua karst. Kehidupan di dalam bumi juga tidak mungkin, karena tidak cukup ruangan di bawah permukaan bumi.
Kedua, tekanan dan suhu naik drastis di kedalaman tertentu. Saat tambang dibuat lebih dalam dari satu kilometer di Afrika, tempat itu harus dilengkapi pengatur suhu karena ruangan menjadi sangat panas.
Pendukung lubang di dalam bumi menyatakan seharusnya planet memiliki bobot lebih besar jika tidak ada lubang. Tapi Maria Gavrilo mengatakan saat menghitung berat bumi harus berdasarkan massa yang bukan diam tapi bergerak. Jika kenyataan itu diabaikan, maka penghitungan oleh peneliti akan mendapatkan hasil yang salah.
Teori planet bumi berlubang ini akan terus menjadi misteri. Karena hingga kini lapisan bumi yang disebut lithosphere masih misteri, dan tidak ada orang yang tahu apa yang ada di dalam lapisan yang lebih dalam dari lapisan itu.

Senin, 14 November 2011

asal mula kata 'pengemis'

_pengemis_


Akhir-akhir ini di banyak kota, baik kota kecil, besar bahkan kota metropolitan pun tak lepas dari semakin suburnya peminta-minta alias pengemis. Mungkin karena kemiskinan dan minimnya lapangan pekerjaan yang membuat mereka terpaksa berprofesi demikian atau memang sebagian dari mereka sudah diwariskan secara turun temurun. Ironis memang kalau Koes Plus bilang dalam lagunya Indonesia tanah air kita diibaratkan kolam susu (sangkin suburnya).Tapi sayang oleh penguasa sendiri pun juga masih mewarisi sifat-sifat yang diturunkan dari sebagian nenek moyang dahulu yang punya hobby sebagai pengemis sehingga hutang negara kitapun semakin menggunung alhasil anak-cucu yang menanggungnya.
Betulkah sebagian orang-orang Indonesia ada yang mempunyai hobby sebagai pengemis..?? Ternyata teka-teki ini ada benarnya kalau dirunut dari sejarahnya dulu, ceritanya begini :
Pada saat itu penguasa Kerajaan Surakarta Hadiningrat di pimpin oleh seorang Raja bernama Paku Buwono X, dimana para penguasa pada masa itu memang sangat dermawan serta gemar membagi-bagikan sedekah untuk kaum papa yang tak berpunya terutama menjelang hari Jum’at khususnya pada hari Kamis sore.
Pada hari Kamis tersebut Raja Paku Buwono keluar dari Istananya untuk melihat-lihat keadaan rakyatnya, dari istana menuju Masjid Agung, perjalanan dari gerbang Istana menuju Masjid Agung tersebut ditempuh dengan berjalan kaki yang tentunya melewati alun-alun lor (alun-alun utara), sambil berjalan kaki tentunya diiringi para pengawal sang raja, rupanya di sepanjang jalan sudah dielu-elukan oleh rakyatnya sambil berjejer rapi di kanan-kiri jalan dan sembari menundukkan kepala sebagai tanda penghormatan kepada sang pemimpinnya.
Pada saat itulah sang raja tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bersedekah dan langsung diberikan kepada rakyatnya berupa uang tanpa ada satupun yang terlewatkan dengan kebiasaan berbagi-bagi berkah tersebut mungkin juga warisan para penguasa sebelumnya (sebelum Paku Buwono X), ternyata kebiasaan tersebut berlangsung setiap hari Kamis (dalam bahasa jawanya Kemis), maka lahirlah sebutan orang yang mengharapkan berkah dihari Kemis dan diistilahkan dengan sebutan NGEMIS (kata ganti untuk sebutan pengguna/pengharap berkah dihari Kemis) dan pelaku-pelakunyapun biasa disebut Pengemis (Pengharap berkah pada hari Kemis).
Namun kata pengemis rupanya telah masuk salah satu kosa kata bahasa Indonesia yang tentunya kata dasarnya bukan emis tapi Kemis (Kamis), ternyata sebutan peminta-minta kalah populer dengan istilah pengemis padahal kata pengemis kalau diurai dan diambil dari kata dasarnya yakni kemis atau emis mungkin tidak dikenal dalam kosa kata bahasa indonesia kecuali kalau ada tambahan awalan pe sehingga muncul istilah “Pengemis”. Lain halnya dengan kata peminta-minta kata dasarnya adalah minta yang artinya jelas bahkan bisa berdiri sendiri tanpa ada awalan pe.
Jadi kalau boleh disimpulkan asal muasal kata atau perkataan pengemis berasal dari Surakarta atau Solo.